Laporan Biokimia


ISOLASI DNA KROMOSOM


Pendahuluan
Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat merupakan polimer yang bersifat heteropolimer (terdiri atas monomer-monomer yang berbeda) linier, terutama tersusun atas empat nukleotida. DNA merupakan tempat penyimpanan informasi genetik. DNA merupakan molekul yang sangat panjang, terdiri dari ribuan deoksiribonukleotida yang bergabung dalam suatu urutan yang bersifat khas bagi tiap organis. DNA bertanggung jawab atas pewarisan informasi genetik dari suatu generasi ke generasi berikutnya. DNA juga merupakan bahan organik yang memiliki BM (berat molekul) paling besar dalam sel, yaitu dalam ukuran juta. Monomer DNA adalah nukleotida. Satu gen diatur oleh satu molekul DNA, dan satu molekul DNA diatur oleh ribuan sampai puluhan ribu nukleotida (Lehninger 1982).
Satu komponen pembangun (building block) DNA terdiri atas satu gula pentosa, satu gugus fosfat dan satu pasang basa yang disebut nukleotida. Pasangan basa pada DNA terdiri atas dua macam, yaitu basa purin dan pirimidin. Basa purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G) yang memiliki struktur cincin ganda, sedangkan basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T) yang memiliki struktur cincin tunggal (Faatih 2009). RNA merupakan rantai polinukleotida berutas tunggal dan pendek. RNA tersusun atas gugus fosfat, ribosa, dan basa nitrogen. Basa nitrogennya terdiri atas golongan purin, yaitu adenin dan guanin serta golongan pirimidin, yaitu sitosin dan urasil (Poedjiadi 1994).
Prinsip yang digunakan dalam melakukan isolasi DNA ialah sentrifugasi dan spektrofotometri. Prinsip sentrifugasi ialah memisahkan substansi berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal  sehingga substansi yang lebih berat akan berada di dasar sedangkan substansi yang ringan akan berada di atas (Underwood 1998). Bentuk yang sangat sederhana dari sentrifus terdiri atas sebuah rotor dengan lubang-lubang untuk meletakkan wadah/tabung yang berisi cairan dan sebuah motor atau alat lain yang dapat memutar rotor pada kecepatan yang dikehendaki. Semua bagian lain yang terdapat pada sentrifus modern saat ini hanyalah perlengkapan yang dimaksudkan untuk melakukan berbagai fungsi yang berguna dan mempertahankan kondisi lingkungan saat rotor tersebut bekerja (Hendra 1989).
Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada besarnya nilai absorbsi suatu zat terhadap radiasi sinar elektromagnetik. Prinsip kerja spektrofotometri adalah dengan menggunakan spektrofotometer yang pada umumnya terdiri dari unsur-unsur seperti sumber cahaya, monokromator, sel, fotosel, dan detektor. Sumber radiasi spektrofotometer dapat digunakan lampu deuterium untuk radiasi di daerah sinar ultraviolet sampai 350 nm, atau lampu filamen untuk sinar tampak sampai inframerah. Sinar yang dikeluarkan sumber radiasi merupakan sinar polikromatis, sehingga harus dibuat menjadi sinar monokromatis oleh monokromator. Radiasi yang melewati monokromator diteruskan ke zat yang akan diukur dan sebagian radiasinya akan diserap oleh zat tersebut. Zat yang  akan  diukur nilai  absorbannya diletakkan pada sel dengan wadah kuvet. Sinar yang diteruskan akan mencapai fotosel dan energi sinar diubah menjadi energi listrik (Khopkar 2003).

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah mortar dan pestle, pisau, pipet mohr, gelas piala, neraca analitik, penangas air, sudip, batang pengaduk, pipet mikro, tabung reaksi, sentrifuse, mikrosentrifuse, tabung sentrifuse, tabung eppendorf, vortex, dan spektrofotometri.
Bahan yang digunakan adalah bawang, larutan lisis, garam, TE buffer atau dH2O steril, NaCl, EtOH dingin, es batu, dan SDS 10%.

Prosedur
Bawang dihaluskan dengan menggunakan mortar dan pestle, kemudian ditimbang sebanyak 25 gram. Selanjutnya, ditambahkan larutan lisis sebanyak 40 ml dan garam sebanyak 1.5 gram garam. Bawang dimasukkan dalam gelas piala 250 ml, kemudian ditambahkan 5 ml SDS 10% dan diinkubasi pada suhu 600 selama 120 menit dalam penangas air dan sesekali diaduk. Selanjutnya, disentrifuse dan ditambahkan NaCl sebanyak 1 gram, kemudian diaduk dan dibiarkan selama 15 menit dan diaduk sesekali serta dibiarkan selama 5 menit sampai terbentuk dua lapisan. Setelah terbentuk dua lapisan, lapisan atas (agak bening) diambil dengan pipet mikro dan dipindahkan dalam dua buah tabung reaksi. Setelah itu, ditambahkan 20 ml EtOH dingin melalui sisi tabung, kemudian dibiarkan di dalam es selama dua sampai lima menit. DNA kromosom akan mengendap pada bagian atas EtOH dan tampak sebagai benang-benang putih. Selanjutnya, DNA kromosom diambil dengan pipet tetes dan ditempatkan pada dua tabung eppendorf 1.5 ml, kemudian kedua tabung disentrifuse selama satu menit dengan kecepatan 13.000 rpm. Setelah itu, dibuang EtOH pada lapisan atas tanpa merusak pelet, kemudian ditambahkan 1 ml EtOH ke pelet DNA kromosom. Selanjutnya, resuspen pelet DNA kromosom dengan vortex dalam 1 ml EtOH dan disentrifuse kembali selama satu menit, kemudian dituang EtOH dan dibiarkan DNA kromosom kering dalam bench selama 10 menit. Setelah kering, ditambahkan 1 ml TE buffer atau dH2O steril. Tahap akhir, diukur absorbansi larutan DNA dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm.

Hasil Pengamatan
Hasil pengujian isolasi DNA kromosom pada bawang sebagai berikut:
Tabel 1 Data Hasil Pengukuran Konsentrasi DNA dari Umbi Bawang
Larutan
A260
A280
A Terkoreksi
[DNA] (µg/mL)
Rasio  A260:A280
A260
A280
Blanko (TE)
0.2843
0.2095
0.0793
0.0930
101.1075
0.8520
Sampel
0.3636
0.3025

Pembahasan
Prinsip dasar isolasi total DNA/RNA dari jaringan adalah dengan memecah dan mengekstraksi jaringan tersebut sehingga akan terbentuk ekstrak sel yang terdiri atas sel-sel jaringan, DNA, dan RNA. Kemudian ekstrak sel dipuri-fikasi sehingga dihasilkan pelet sel yang mengandung DNA/RNA total. Prinsip-prinsip isolasi DNA plasmid hampir sama dengan isolasi total DNA/RNA dari jaringan. Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan, yaitu isolasi sel, lisis dinding dan membran sel, ekstraksi dalam larutan, purifikasi, dan presipitasi. Tahap pertama yang dilakukan yaitu mengisolasi sel yang ingin digunakan, yaitu sel umbi bawang. Tahap selanjutnya yaitu melisiskan dinding dan membran sel dengan larutan pelisis sel. Setelah dilakukan inkubasi, sitoplasma sel yang telah bercampur dengan pelisis sel tersebut lalu disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 13000 rpm. Selanjutnya supernatan yang terbentuk dibuang dan dilakukan ekstraksi di dalam larutan. Hal tersebut bertujuan agar didapat ekstrak nukleus sel. Tahap berikutnya ialah purifikasi. Tahap ini bertujuan untuk membersihkan nukleus sel dari zat-zat lainnya. Tahap terakhir, yaitu presipitasi bertujuan untuk mengendapkan protein, sehingga untai-untai DNA tidak lagi menggulung (coiling), yang menyebabkan DNA menjadi terlihat (Faatih 2009).
Percobaan isolasi DNA kromosom yang digunakan sebagai sampel yang akan diisolasi ialah umbi bawang, karena memiliki sedikit pati sehingga DNA akan terlihat lebih jelas dan mudah diisolasi. Pereaksi-pereaksi atau pelarut yang digunakan dalam percobaan ialah larutan buffer TE atau dH2O (0.35 M sorbitol, Tris-Cl pH 7.5, 5 mM EDTA, dan dH2O) untuk melarutkan DNA yang dihasilkan dan menjaga DNA agar tidak mudah rusak, garam (NaCl) untuk melarutkan DNA, SDS 10% berfungsi untuk memecahkan dinding sel dengan mengemulsi lipid dan protein merusak interaksi polar pada membran sel, dan larutan lisis (0.2M Tris-HCl pH 7.5, 0005M EDTA pH 8, 2M NaCl, dan 2% CTAB) yang berfungsi melisis dinding sel atau sebagai reagen pelisis supaya komponen DNA dalam sitoplasma sel bisa keluar dan diisolasi (Faatih 2009). Etanol dingin berfungsi dalam pengikatan strand DNA yang telah terkumpul kerena pemekatan oleh garam. Hal ini karena kerapatan alkohol lebih kecil dibandingkan kerapatan air maka alkohol akan berada di bagian atas larutan pada tabung reaksi. Strand-strand DNA yang terikat oleh alkohol akan nampak sebagi benang-benang putih yang terapung di atas filtrate (Brush 1994).
Pengukuran konsentrasi DNA dari umbi bawang menggunakan panjang gelombang 260 nm dan 280 nm. Alasannya agar nilai perbandingan serapan pada panjang gelombang 260 dan 280 nm dapat digunakan sebagai indikator kemurnian
DNA. DNA dinyatakan murni apabila memiliki nilai perbandingan serapan pada panjang gelombang 260 dan 280 nm (A260 : A280) berkisar 1.8-2 (Faatih 2009). Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran konsentrasi DNA dari umbi bawang, diperoleh rasio atau nilai perbandingan serapan A260 : A280 kurang dari 1.8 yaitu sebesar 0.852. Hal ini menunjukkan dalam percobaan isolasi DNA umbi bawang belum menghasilkan isolasi DNA yang murni. Hal ini dikarenakan masih besarnya kontaminasi RNA dalam sampel (Faatih 2009).
Sentrifugasi berfungsi untuk memisahkan DNA kromosom dari komponen lain seperti protein ataupun RNA. Sehingga DNA kromosom yang memiliki bobot molekul lebih besar akan berada dibagian dasar setelah disentrifugasi sedangkan substansi lain yang ringan akan berada di atas. Tahap pada percobaan isolasi DNA kromosom salah satunya dilakukan inkubasi pada suhu 60oC, alasannya untuk mendapat ekstrak sel dan mengoptimalkan kerja enzim yang sangat dipengaruhi oleh suhu. Apabila kristal protease diganti dengan NaCl maka hasil yang didapat akan tetap sama. NaCl dapat menyebabkan DNA menjadi larut karena ion Na+ mampu memblokir (membentuk ikatan) dengan kutub negatif fosfat DNA yaitu kutub yang bisa menyebabkan molekul-molekul saling tolak menolak satu sama lain sehingga pada saat ion Na+ membentuk ikatan dengan kutub negatif fosfat DNA. Hal ini akan menyebabkan DNA akan terkumpul (Brush 1994).

Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran konsentrasi DNA dari umbi bawang, diperoleh rasio atau nilai perbandingan serapan A260 : A280 kurang dari 1.8 yaitu sebesar 0.852 yang menunjukkan DNA yang dihasilkan belum murni. Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan, yaitu isolasi sel, lisis dinding dan membran sel, ekstraksi dalam larutan, purifikasi, dan presipitasi. DNA kromosom memiliki bobot molekul yang besar dibandingkan molekul dalam sel lainnya yang dibuktikan dalam prinsip sentrifugasi.

Daftar Pustaka
Brush A. 1994. Biologi Molekular Sel Edisi ke-2. Jakarta: Gramedia.
Faatih M. 2009. Iolasi dan Digesti DNA Kromosom. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi 10(1):61–67. Jurusan Pendidikan Biologi FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Hendra A. 1989. Teknik pemisahan Dalam Analisis Biologis. Bogor: IPB Press.
Khopkar SM. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Lehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Maggy Thenawijaya, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry.
Poedjiadi A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit UI-Press.
Underwood AL. 1998. Kimia Analisa Kuantitatif. Hilarius Wibi H, penerjemah.  Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Quantitative Analysis. 

Lampiran 

FP = 100µL + 2.45mL = 2.55 ml

2.55 ml / 0.1ml = 25.5 x pengenceran
 
Contoh perhitungan
·         A terkoreksi (A260) = Asampel – Ablanko
= 0.3636 – 0.2843 = 0.0793
·         A terkoreksi (A280) = A sampel – Ablanko
            = 0.3025 – 0.2095 = 0.0930
·         [DNA]       = A260 terkoreksi x 50 µg/mL x Fp
= 0.0793 x 50 µg/mL x 25.5
= 101.1075 µg/mL
·         Rasio A260 : A280      = A260 Terkoreksi  : A280 Terkoreksi
                                    = 0.0793 : 0.0930 = 0.8520



Comments

Popular posts from this blog

Laporan Biokimia

Laporan Biokimia

Laporan Biokimia