Laporan Mikrobiologi
UJI AKTIVITAS BAHAN ANTIMIKROBA
Pendahuluan
Pengawet pangan digunakan untuk mencegah atau mengurangi
kerusakan kimiawi dan biologi pangan. Pengawet untuk mencegah kerusakan biologi
yang disebabkan mikroba disebut antimikroba (Zuhud dkk 2001). Pemakaian bahan antimikroba merupakan
suatu usaha untuk mengendalikan bakteri maupun jamur, yaitu segala kegiatan
yang dapat menghambat, membasmi, atau menyingkirkan mikroorganisme (Pelczar
& Chan 1988).
Tujuan utama pengendalian
mikroorganisme untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi
mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan dan
perusakan oleh mikroorganisme. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh suatu
bahan antimikroba, seperti mampu mematikan mikroorganisme, mudah larut dan bersifat
stabil, tidak bersifat racun bagi manusia dan hewan, tidak bergabung dengan bahan
organik, efektif pada suhu kamar dan suhu tubuh, tidak menimbulkan karat dan warna,
berkemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap, murah dan mudah didapat
(Pelczar & Chan 1988).
Penelitian-penelitian
antimikroba telah banyak dilakukan terutama dari berbagai jenis tanaman
rempah-rempah. Namun para ilmuwan terus berusaha untuk mencari sumber
antimikroba baru, terutama yang mudah tumbuh di Indonesia (Zuhud dkk 2001). Tumbuhan yang digunakan untuk obat
tradisional dapat dijadikan alternatif pencarian zat antimikroba, karena pada
umumnya memiliki senyawa aktif yang sangat berperan dalam bidang kesehatan
(Zuhud dkk 2001).
Kunyit dan sambiloto merupakan
tanaman obat yang sekaligus dapat digunakan sebagai bahan antimikroba, yang
digunakan dalam perobaan ini. Antimikroba merupakan senyawa biologis atau kimia
yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri atau kapang (bakteristatik atau
fungistatik) atau membunuh bakteri atau kapang (bakterisidal atau fungisidal).
Zat aktif yang terkandung dalam berbagai
jenis ekstrak tumbuhan diketahui dapat menghambat beberapa mikroba patogen maupun
perusak pangan. Senyawa antimikroba
memiliki aktivitas penghambatan terhadap mikroba yang berbeda-beda (Mawaddah
2008).
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan
adalah pembakar spirtus, pinset, kertas saring steril yang berbentuk bulat
dengan diameter 1 cm, spreader, korek api, lap atau tissue, mikro pipet, blue
tips, dan cawan petri yang berisi media.
Bahan yang digunakan adalah alkohol 70%, akuades, suspensi bakteri ecolli dan bacillus, larutan
fisiologis (sebagai kontrol), larutan streptomisin (antimikroba), larutan iodin
(antiseptik), larutan ekstrak sambiloto (fitofarmaka), dan larutan ekstrak
kunyit (fitofarmaka).
Prosedur
Pertama, meja percobaan dibersihkan dengan alkohol 70%,
kemudian tangan praktikan disemprotkan alkohol. Kedua, cawan petri yang telah
berisi media PCA diberi garis. Setelah diberi garis, cawan diberi label dengan
nama bahan mikrob uji yang di inokulasikan, seperti gambar 1 dibawah ini.
Gambar 1 Pemberian Garis pada Cawan
Ketiga, dimasukkan 0.1 ml atau 100 µl
suspensi bakteri (bacillus atau ecolli) ke dalam cawan petri, kemudia disebar
dengan menggunakan spreader yang terlebih dahulu disemprotkan alkohol dan
dibakar pada pembakar spirtus. Keempat, pinset dipanaskan pada pembakar
spirtus, kemudian kertas saring berbentuk bulat diambil dan dicelupkan pada
bahan mikrob uji (larutan fisiologis, streptomisin, iodin, ekstrak sambiloto, dan ekstrak
kunyit). Setelah itu, kertas saring diletakkan pada setiap kotak garis pada
cawan petri sesuai dengan label nama bahan mikrob uji, seperti gambar 2 di
bawah ini.
Gambar 2 Peletakkan Kertas Saring pada Cawan
Hasil
Pengamatan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, dihasilkan kertas saring yang mengandung bahan
antimikroba pada kedua cawan petri ada yang terbentuk zona bening dan ada yang
tidak terbentuk. Berikut hasil uji aktivitas bahan antimikroba:
Tabel 1 Hasil Uji Aktivitas Bahan Antimikroba
Pembahasan
Bahan
atau Zat antimikroba yang digunakan pada percobaan terdiri dari bahan
antimikroba alami dan buatan. Bahan antimikroba alami yaitu ekstrak kunyit dan
ekstrak sambiloto. Sedangkan bahan antimikroba buatan yaitu streptomisin dan
iodin. Hasil dari percobaan dihasilkan pada cawan petri untuk bakteri bacillus, terdapat zona bening pada
bahan antimikroba streptomisin, iodin, ekstrak kunyit, dan ekstrak sambiloto.
Sedangkan untuk cawan petri bakteri ecolli,
terdapat zona bening hanya pada bahan antimikroba streptomisin dan iodin.
Zona bening ialah kultur yang memiliki daya antimikrobia terhadap
bakteri uji atau daerah penghambat pertumbuhan bakteri atau daerah antimikroba.
Cawan petri bakteri ecolli hanya terdapat
zona bening pada streptomisin dan iodin, hal ini mungkin karena ecolli resisten terhadap berbagai
zat-zat antimikroba, sehingga ecolli
tidak dapat ditahan atau dibunuh dengan bahan antimikroba yang aktivitasnya kecil seperti pada ekstrak
sambiloto dan ekstrak kunyit. Oleh sebab itu, ecolli mampu menahan senyawa antimikroba yang terdapat dalam kedua
ekstrak tersebut, akibatnya senyawa antimikroba tidak dapat menghambat
pertumbuhan bakteri atau tidak dapat membunuh bakteri ecolli yang ditandai dengan tidak terbentuknya zona bening pada
cawan petri ecolli.
Selain itu, aktivitas
zat antimikroba pada ekstrak kunyit dan sambiloto kecil mungkin dikarenakan
kedua bahan tersebut merupakan bahan antimikroba alami, sehingga dosis dari
senyawa antimikroba kecil. Sedangkan streptomisin dan iodin merupakan bahan
antimikroba buatan, sehingga dosis dari senyawa antimikroba dalam kedua bahan
tersebut nilainya besar. Hal ini mungkin karena bahan antimikroba buatan sudah
ditambahi dengan senyawa-senyawa kimia antimikroba dibandingkan dengan bahan
antimikroba alami yang senyawa antimikrobanya hanya diperoleh secara alami
tidak ada penambahan-penambahan senyawa antimikroba lainnya. Hal inilah yang
menyebabkan terdapat zona bening pada streptomisin dan iodin, karena kedua
bahan tersebut memiliki aktivitas antimikroba yang besar atau tinggi.
Cawan bakteri bacillus terdapat zona bening pada semua bahan antimikroba
(streptomisin, iodin, ekstrak kunyit, dan ekstrak sambiloto), mungkin
dikarenakan bacillus yang merupakan
bakteri gram positif memiliki dinding sel yang sederhana sehingga sangat
sensitif terhadap antimikroba yang mempunyai target penghambatan dinding sel.
Adanya senyawa antimikroba akan mengganggu sintesa peptidoglikan, sehingga
pembentukan dinding sel menjadi kurang sempurna. Keadaan ini akan menyebabkan
sel bakteri menjadi lisis karena tekanan osmotik maupun fisik, sehingga sel
bakteri menjadi mati (Peoloengan dkk 2006). Jarak zona bening pada setiap bahan
antimikroba menghasilkan jarak yang berbeda-beda. Hal ini karena keefektifan
dari masing-masing bahan antimikroba bervariasi tergantung pada besar kecilnya
aktivitas zat antimikroba terhadap mikroorganisme (bakteri).
Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan, dihasilkan
pada cawan petri untuk bakteri bacillus,
terdapat zona bening pada streptomisin, iodin, ekstrak kunyit, dan ekstrak
sambiloto. Sedangkan untuk cawan petri bakteri ecolli, terdapat zona bening hanya pada streptomisin dan iodin.
Serta jarak zona bening pada setiap bahan antimikroba menghasilkan jarak yang
berbeda-beda. Keefektifan dari masing-masing bahan antimikroba bervariasi
tergantung pada besar kecilnya aktivitas zat antimikroba terhadap
mikroorganisme (bakteri) dan resistensi mikroorganisme pada zat antimikroba.
Daftar Pustaka
Mawaddah R. 2008.
Kajian Hasil Riset Potensi Antimikroba
Alami dan Aplikasinya dalam Bahan Pangan di Pusat Informasi Teknologi Pertanian
FATETA IPB. Skripsi Sarjana. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Pelczar M.J. dan
E.C.S. Chan. 1988. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Peoloengan M,
dkk. 2006. Aktivitas Antimikroba dan Fitokimia dari Beberapa Tanaman Obat. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner. Hlm. 974-978. Balai Penelitian Veteriner. Bogor.
Zuhud EAM, dkk.
2001. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kedawung (parkia roxburghii G. Don) Terhadap Bakteri Patogen. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
12(1):6-12. Jurusan KSH Fahutan-IPB. Bogor.
Jangan lupa komentar dan sarannya setelah membaca ^^
ReplyDeleteAnda dapat memberikan komentar dan saran berupa perkataan atau dengan memberikan point emoticon seperti ini :):):)
Tiga emoticon tersebut menandakan penilaian sangat bagus untuk penulisan laporan tersebut ^^
Jika ada koreksi dari penulisan laporan yang saya buat, silahkan berikan komentar di blog ini. Terimakasih sudah mengunjungi blog ini ^^