Laporan Kimia Industri


PENENTUAN VITAMIN C DALAM TABLET DAN MINUMAN UC-1000


Pendahuluan
Vitamin ialah zat-zat organik kompleks yang dbutuhkn dalam jumlah sangat kecil dan umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Masing-masing vitamin mempunyai tugas spesifik dalam tubuh (Almatsier 2003). Hampir semua vitamin yang kita kenal sekarang telah berhasil diidentifikasi sejak tahun 1930. Vitamin umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan utama yaitu vitamin yang larut dalam lemak yang meliputi vitamin A, D, E, K dan vitamin yang larut dalam air yang terdiri dari vitamin C dan vitamin B (Winarno 2002).
Sifat fisik dan kimia dari asam askorbat atau vitamin C ialah berbentuk kristal putih, tidak berbau, meleleh pada suhu 190o-192oC. Rasanya sedikit masam, mudah larut dalam air. Oleh karena itu, dalam ekstraksi tidak memerlukan pemanasan seperti ekstraksi analisa gula reduksi. Vitamin C stabil dalam bentuk kristal, namun mudah teroksidasi dalam larutan menjadi dehidro askorbat yang juga memiliki fungsi fisiologis dalam tubuh manusia, namun tidak memiliki kemampuan sebagai zat anti sariawan (Ika 2009). Vitamin C yang diekstrak dari sari buah lemon yang dikenal sebagai zat pereduksi yang mereduksi Fehling, garam perak nitrat dan kalium permanganat. Penyimpanan yang kurang baik mengakibatkan vitamin C mudah teroksidasi. Vitamin C juga mudah teroksidasi dalam larutan 2.6 diklorofenolindofenol dan oksigen dalam larutan bersifat basa. Analisa vitamin C ada beberapa macam baik metode volumetrik (titrasi) maupun spektrofotometri (Wijanarko 2002).
Vitamin C mempunyai banyak fungsi dalam tubuh, sebagai koenzim atau kofaktor. Beberapa turunan vitamin C (seperti asam eritrobik dan askorbik palmitat) digunakan sebagai antioksidan di dalam industri pangan untuk mencegah proses menjadi tengik, perubahan warna pada buah-buahan, dan mengawetkan daging (Ika 2009). Vitamin C pada tubuh manusia juga berfungsi sebagai sintesis kolagen, sintesis karnitin, serotin, adsorbsi dan metabolisme besi, absorbsi kalsium, dan mencegah infeksi (Almatsier 2003). Makanan yang mengandung vitamin C juga dapat mencegah penyakit diabetes mellitus (Arifin dkk 2007). Selain itu, vitamin C juga dapat mencegah terjadinya skorbut, atherosclerosis, dan berbagai penyakit kanker (Poedjiadi 2005).

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah gelas piala, batang pengaduk, mortar dan pestle, labu takar 50 ml, pipet tetes, corong, pipet mohr, bulb hitam, erlenmeyer, buret, dan statif.
Bahan yang digunakan adalah akuades, vitamin C tablet, minuman UC-1000, indikator pati, larutan iod 0.1N, larutan tiosulfat 0.1N, dan H2SO4 2N.

Prosedur
Pertama, disiapkan semua peralatan yang bersih dan kering, kemudian diambil 1 buah tablet vitamin C (untuk penentuan vitamin C dalam tablet). Selanjutnya, tablet dihaluskan dengan mortar dan pestle. Setelah halus, ditambahkan 5 ml akuades ke dalam mortar, kemudian dimasukkan larutan ke dalam labu takar 50 ml. Selanjutnya, larutan diencerkan dan ditera dengan akuades, kemudian larutan diambil sebanyak 5 ml dan dimasukkan dalam erlenmeyer. Setelah itu, larutan ditambahkan 3 ml H2SO4 2N dan 10 ml larutan iod 0.1 N, kemudian larutan di titrasi dengan larutan tiosulfat 0.1 N sampai berwarna kuning kehijauan. Selanjutnya, di catat volume tiosulfat yang terpakai. Setelah berwarna kuning kehijauan, larutan ditambahkan 3 tetes indikator pati, kemudian di titrasi kembali sampai berwarna kuning seperti warna awal. Selanjutnya, di catat volume tiosulfat yang terpakai. Prosedur di atas diulangi untuk percobaan penentuan vitamin C dalam minuman UC dan blanko (tanpa contoh). Akan tetapi, pada blanko warna yang dihasilkan pada titrasi pertama berwarna orange dan titrasi kedua berwarna kuning.

Hasil Pengamatan
Tabel 1 Data Hasil Penentuan Kadar Vitamin C dari Sampel Tablet dan Sari Jeruk (UC)
Bahan
Vol. Tiosulfat (ml)
Volume
Terkoreksi (ml)
Kadar Vit.C (mg)
Kadar rata-rata Vit.C (mg)
Vol.
awal
Vol.
akhir
Vol.
terpakai
Blanko
0
9.3
9.3
-
-
-
Tablet 1
0
5.4
5.4
3.9
34.32
36.52
Tablet 2
5.4
10.3
4.9
4.4
38.72
Sari Jeruk 1
9.3
14.9
5.6
3.7
32.56
34.32
Sari Jeruk 2
14.9
20.1
5.2
4.1
36.08
Contoh perhitungan:
Vol.terkoreksi = Vol.terpakai blanko – Vol.terpakai sampel
                        = 9.3 ml – 5.4 ml
                        = 3.9 ml
Kadar Vit.C dalam tablet = Vol.terkoreksi × 0.88mg/ml × FP
      = 3.9 ml × 0.88 mg/ml × 10 ml
      = 34.32 mg
Kadar rata-rata Vit C dalam tablet = 

Pembahasan
Metode yang digunakan dalam percobaan penentuan vitamin C dalam tablet dan minuman UC-1000 ialah metode titrasi tidak langsung (Iodometri tidak langsung). Analat harus berbentuk suatu oksidator yang cukup kuat, karena dalam metode ini analat selalu direduksi dulu dengan KI sehingga terjadi I2. I2 inilah yang dititrasi dengan Na2S2O3:
Gambar 1 Reaksi Titrasi I2 dengan Na2S2O3 (Harjadi 1993)
Reaksi S2O3˭ dengan I2 berlangsung baik dari segi kesempurnaanya, berdasar potensial redoks masing-masing:
Gambar 2 Reaksi S2O3˭ dengan I2 Berdasar Potensial Redoks (Harjadi 1993)
Prinsip dari uji penentuan kadar vitamin C ialah penambahan larutan H2SO4 dilakukan terlebih dahulu sebelum larutan Iod pada pembuatan titrat dilakukan dengan tujuan untuk membuat larutan Iod tidak mengalami oksidasi. Titrasi iodometri tidak langsung melibatkan Na2S2O3 sebagai titran. Vitamin C atau asam askorbat (C6H8O6) merupakan oksidator yang dapat bereaksi dengan I- (iodida) untuk menghasilkan I2, I2 yang terbentuk secara kuantitatif dapat dititrasi dengan larutan tiosulfat (Girindra 1986).
Saat perobaan penentuan kadar vitamin C, diketahui 1 ml tiosulfat 0.1 N setara dengan 8.8 mg vitamin C atau 1 ml tiosulfat 0.01 N setara dengan 0.88 mg vitamin C. Nilai 8.8 atau 0.88 diperoleh dari BE vitamin C (C6H8O6) yaitu 88. Jika tiosulfat yang dipakai konsentrasinya 0.1 N maka 1 ml tiosulfat setara dengan 8.8 mg vitamin C (BE vitamin C dikalikan dengan konsentrasi tiosulfat atau 88 dikalikan 0.1). Jika tiosulfat yang dipakai konsentrasinya 0.01 N maka 1 ml tiosulfat setara dengan 0.88 mg vitamin C (88 dikalikan 0.01).
Berdasarkan percobaan, diperoleh kadar rata-rata tablet vitamin C ialah 36.52 mg/tablet. Seharusnya, kadar vitamin C dalam tablet 50 mg/tablet yang tercantum dalam botol tablet vitamin C. Kurangnya kadar vitamin C hasil percobaan bila dibandingkan dengan literatur dikarenakan larutan iod yang digunakan atau I2 sudah teroksidasi, sehingga I2 yang bereaksi dengan titran hanya sedikit. Kadar rata-rata vitamin C minuman UC-1000 dalam percobaan yang diperoleh ialah 34.32 mg/5 ml. Seharusnya, kadar vitamin C minuman UC-1000 yang tercantum dalam botol sebanyak 1000 mg/140 ml atau 35.71 mg/5 ml. Kurangnya kadar vitamin C hasil percobaan bila dibandingkan dengan literatur dikarenakan terjadi kesalahan dalam menentukan titik akhir titrasi (penentuan titik akhir yang terlalu cepat dari yang seharusnya).
Mekanisme dari uji ini yaitu Iodida sebagai reduktor lemah dan dengan mudah akan teroksidasi jika direaksikan dengan oksidator kuat. Iodida tidak dipakai sebagai titran. Hal ini disebabkan faktor kecepatan reaksi dan kurangnya jenis indikator yang dapat dipakai untuk iodida. Oleh sebab itu titrasi kembali merupakan proses titrasi yang sangat baik untuk titrasi yang melibatkan iodida. Senyawaan iodida umumnya KI ditambahkan secara berlebih pada larutan oksidator sehingga terbentuk I2. I2 yang terbentuk adalah ekuivalen dengan jumlah oksidator yang akan ditentukan. Jumlah I2 ditentukan dengan mentitrasi I2 dengan larutan standar tiosulfat (Baliwati 2002). Penentuan kadar vitamin C atau asam askorbat pada percobaan kali ini dilakukan dengan asam askorbat dititrasi dengan Na2S2O3. Hal ini disebabkan asam askorbat yang bersifat oksidator dapat mengoksidasi tiosulfat menjadi senyawaan yang bilangan oksidasinya lebih tinggi dari tetrationat dan umumnya reaksi ini tidak stoikiometri. Indikator yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu pati atau amilum. Amium dengan I2 membentuk suatu kompleks berwarna biru tua yang masih sangat jelas sekalipun I2 sedikit sekali. Saat titik akhir, iod yang terikat itu pun hilang bereaksi dengan titran sehingga warna biru lenyap mendadak dan perubahan warnanya tampak sangat jelas. Penambahan amilum ini harus menunggu sampai mendekati titik akhir titrasi (bila iod sudah tinggal sedikit yang tampakdari warnanya yang kuning muda). Maksudnya ialah agar amilum tidak membungkus iod dan menyebabkan sulit lepas kembali. Hal itu akan berakibat warna biru sulit sekali lenyap sehingga titik akhir tidak kelihatan tajam lagi. Bila iod masih banyak sekali bahkan dapat menguraikan amilum dan hasil penguraian ini mengganggu perubahan warna pada titik akhir (Harjadi 1986). Penambahan amilum (pati) menjelang akhir titrasi juga disebabkan kompleks amilum-I2 terdisosiasi sangat lambat maka banyak I2 yang akan terabsorbsi oleh amilum jika amilum ditambahkan pada awal titrasi dan biasanya iodometri dilakukan pada media asam kuat sehingga akan menghindari terjadinya hidrolisis amilum. Reaksi yang terjadi pada percobaan kali ini sebagai berikut:
Gambar 3 Reaksi Uji Penentuan Vitamin C (Hart 2003)
Kekurangan vitamin C dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti pendarahan atau bengkak di gusi, nyeri persendian, atau konsentrasi vitamin C di plasma, darah dan leukosit yang sangat rendah. Kekurangan vitamin C akut dapat menyebabkan skorbut. Seseorang dengan kekurangan vitamin C dapat menurunkan kekebalan seluler. Kelebihan vitamin C dari makanan jarang terjadi, akan terjadi jika mengkonsumsi suplemen vitamin C secara berlebihan, dimana dapat menimbulkan hiperoksaluria dan resiko lebih tinggi yaitu terbentuk batu ginjal. Efek samping lainnya bila mengonsumsi vitamin C dosis tinggi yaitu dapat mengganggu saluran pencernaan dan diare (Ernawati dkk 2009).
Aplikasi dari uji penentuan kadar vitamin C ialah pengukuran kadar atau konsentrasi vitamin C pada larutan dalam perancangan produk maupun dalam pengujian hasil-hasil industri. Penentuan nilai konsentrasi ini pada umumnya dilakukan secara manual, dimana larutan yang hendak dicari nilai konsentrasinya, dimasukan dalam gelas uji, kemudian volume larutan ini ditetapkan. Gelas uji yang telah berisi larutan indikator dan larutan yang diuji, ditetesi iodin yang telah diketahui nilai konsentrasinya sedikit demi sedikit hingga terjadi perubahan warna (Ernawati dkk 2009).

Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kadar rata-rata tablet vitamin C ialah 36.52 mg/tablet dan kadar rata-rata vitamin C minuman UC-1000 ialah 34.32 mg/5 ml.

Daftar Pustaka
Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
Arifin H, V. Delvita, dan Almahdy. 2007. Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Fetus Mencit Diabetes. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi 12(1):32-40. FMIPA, Universitas Hasanuddin Makassar. Makassar.
Baliwati  YF. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
Ernawati F, Rimbawan, H. Riyadi, I.W.T. Wibawan, dan Muhilal. Pengaruh Suplementasi Vitamin C Dibandingkan dengan Multivitamin-Mineral Terhadap Status Zat Gizi Antioksidan pada Wanita Pekerja. Jurnal Gizi Indon 32(1):10-21. Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB. Bogor.
Girindra A. 1986. Biokimia I. Jakarta: Gramedia.
Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Erlangga.
Harjadi W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Hart H. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Ika D. 2009. Alat Otomatisasi Pengukur Kadar Vitamin C dengan Metode Titrasi Asam Basa. Jurnal Neutrino 1(2):163-178. Pemerhati Fisika.
Poedjiadi A. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Wijanarko SB. 2002. Analisa Hasil Pertanian. Malang: Universitas Brawijaya.
Winarno FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.

Comments

  1. Jangan lupa komentar dan sarannya setelah membaca ^^
    Anda dapat memberikan komentar dan saran berupa perkataan atau dengan memberikan point emoticon seperti ini :):):)
    Tiga emoticon tersebut menandakan penilaian sangat bagus untuk penulisan laporan tersebut ^^
    Jika ada koreksi dari penulisan laporan yang saya buat, silahkan berikan komentar di blog ini. Terimakasih sudah mengunjungi blog ini ^^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Laporan Biokimia

Laporan Biokimia

Laporan Biokimia