Laporan Biokimia

UJI MILLON, HOPKINS-COLE, NINHIDRIN, BELERANG, XANTOPROTEAT, DAN BIURET

Pendahuluan
   Protein terdapat dalam sistem hidup semua organisme baik yang berada pada tingkat rendah maupun organisme tingkat tinggi. Protein mempunyai fungsi utama yang kompleks di dalam semua proses biologi. Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpanan molekul lain seperti oksigen, mendukung secara mekanis sistem kekebalan tubuh, menghasilkan pergerakan tubuh, dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan (Katili 2009)
Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah di dalam sel. Unit pembangunnya adalah asam amino yang berikatan secara kovalen untuk menghubungkan molekul-molekul menjadi rantai. Apabila protein dihidrolisis dengan asam, alkali atau enzim akan dihasilkan campuran asam-asam amino (Winarno 1997)
Asam amino umumnya berbentuk serbuk dan mudah larut dalam air, namun tidak larut dalam pelarut organik nonpolar. Asam amino memiliki titik cair yang tinggi dan kelarutan rendah pada pelarut organik dan lebih bersifat seperti garam anorganik dibandingkan senyawa organik lainnya (Winarno 1997)
Asam amino dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam amino esensial dan asam amino nonesensial. Asam amino esensial tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus disuplai lewat makanan, sedangkan asam amino nonesensial dapat diproduksi dalam tubuh. Asam amino esensial meliputi histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, arginin, phenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Asam amino nonesensial meliputi alanin, aspargin, sistein, asam glutamat, glutamin, asam aspartat, glisin, hidroksiprolin, dan tirosin (Poedjiadi dan Supriyanti 2006)

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, pipet mohr, gelas piala, arloji, bulb hitam dan merah, bunsen, kaki tiga, kasa, penjepit, dan sudip.
Bahan yang digunakan adalah albumin 2% dan 0.02%, gelatin 2% dan 0.02%, kasein 2% dan 0.02%, pepton 2% dan 0.02%, fenol 2% dan 0.02%, pereaksi millon, pereaksi ninhidrin, NaOH 10%, Pb-asetat 5%, HNO3 pekat, NaOH pekat, CuSO4 0.1%, dan akuades.

Metode
Uji Millon. Larutan protein (albumin, gelatin, kasein, pepton, dan fenol 2%) sebanyak 3 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 tetes pereaksi millon. Setelah itu, larutan dimasukkan dalam penangas air yang mendidih selama 2 menit sampai terjadi perubahan warna (merah). Jika tidak terjadi perubahan warna, dipanaskan lagi selama 5 menit.
Uji Ninhidrin. Larutan protein (albumin, gelatin, kasein, pepton, dan fenol 0.02%) sebanyak 3 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 0.5 ml larutan ninhidrin 0.1%. Setelah itu, larutan dimasukkan dalam penangas air yang mendidih selama 10 menit, kemudian diperhatikan warna yang terjadi (biru ungu).
Uji Belerang. Laritan protein (albumin, gelatin, kasein, pepton, dan fenol 0.02%) sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 ml NaOH 10%. Selanjutnya, larutan dimasukkan dalam penangas air yang mendidih selama beberapa menit, kemudian ditambahkan 2 tetes larutan Pb-asetat 5% dan dilanjutkan kembali pemanasan selama 5 menit. Setelah itu, diamati warna yang terjadi (hitam).
Uji Xantoproteat. Larutan protein (albumin, gelatin, kasein, pepton, dan fenol 2%) sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 ml HNO3 pekat. Selanjutnya, larutan dimasukkan dalam penangas air yang mendidih selama 5 menit sampai timbul warna kuning tua (cenderung orange). Setelah itu, larutan didinginkan, kemudian ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH pekat sampai basa dan diamati perubahan warna (orange).
Uji Biuret. Larutan protein (albumin 5%, gelatin 0.2%, kasein 0.2%, pepton 0.2%, dan fenol 0.02%) sebanyak 3 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 ml NaOH 10% dan dikocok. Setelah itu, larutan ditambahkan 1 tetes larutan CuSO4 0.1%. Jika tidak timbul warna ditambahkan lagi 1 atau 2 tetes CuSO4 sampai timbul warna violet.

Hasil dan Pembahasan
Hasil pengujian kualitatif protein (tirosin) dengan uji Millon sebagai berikut:
v Uji Millon
Tabel 1 Hasil Uji Millon
Bahan Uji
Hasil Pengamatan (+/-)
Perubahan Warna Larutan
Albumin
(+)
Kuning
Gelatin
(-)
Tidak berwarna
Kasein
(-)
Tidak berwarna
Pepton
(-)
Tidak berwarna
Fenol
(+)
Jingga
Keterangan: Ada tirosin (+)
Tidak ada tirosin (-)

Gambar 1 Hasil Uji Millon (a) albumin (b) gelatin (c) kasein (d) pepton (e) fenol
Hasil pengujian kualitatif protein (gugus karboksil dan amino bebas) dengan uji Ninhidrin sebagai berikut:
v Uji Ninhidrin
Tabel 2 Hasil Uji Ninhidrin
Bahan Uji
Hasil Pengamatan (+/-)
Perubahan Warna Larutan
Albumin
(+)
Ungu 
Gelatin
(+)
Ungu
Kasein
(-)
Tidak berwarna
Pepton
(+)
Ungu
 Tabel 2 Hasil Uji Ninhidrin
Bahan Uji
Hasil Pengamatan (+/-)
Perubahan Warna Larutan
Fenol
(-)
Tidak berwarna
Keterangan: Mengandung α-amino  (+)
Tidak mengandung α-amino (-)

Gambar 2 Hasil Uji Ninhidrin (a) albumin (b) gelatin (c) kasein (d) pepton (e) fenol
Hasil pengujian kualitatif protein (terbentuk garam PbS) dengan uji Belerang sebagai berikut:
v Uji Belerang
Tabel 3 Hasil Uji Belerang
Bahan Uji
Hasil Pengamatan (+/-)
Perubahan Warna Larutan
Albumin
(+)
Hitam  
Gelatin
(-)
Tidak berwarna
Kasein
(-)
Tidak berwarna
Pepton
(-)
Tidak berwarna
Fenol
(-)
Tidak berwarna
Keterangan: Mengandung sistein  (+)
Tidak mengandung sistein (-)

Gambar 3 Hasil Uji Belerang (a) albumin (b) gelatin (c) kasein (d) fenol (e) pepton
Hasil pengujian kualitatif protein (asam-asam amino yang mengandung inti benzena) dengan uji Xantoproteat sebagai berikut:
v Uji Xantoroteat
Tabel 4 Hasil Uji Xantoproteat
Bahan Uji
Hasil Pengamatan (+/-)
Perubahan Warna Larutan
Albumin
(+)
Jingga  
Gelatin
(-)
Kuning
Kasein
(-)
Tidak berwarna
Pepton
(-)
Kuning 
Fenol
(-)
Kuning
Keterangan: Asam amino mengandung inti benzena  (+)
Asam amini tidak mengandung inti benzena (-)

Gambar 4 Hasil Uji Xantoproteat (a) albumin (b) gelatin (c) kasein (d) pepton (e) fenol
Hasil pengujian kualitatif protein (rantai peptida) dengan uji Biuret sebagai berikut:
v Uji Biuret
Tabel 5 Hasil Uji Biuret
Bahan Uji
Hasil Pengamatan (+/-)
Perubahan Warna Larutan
Albumin
(+)
Ungu   
Gelatin
(+)
Ungu
Kasein
(-)
Bening
Pepton
(-)
Biru bening
Fenol
(-)
Hijau bening
Keterangan: Terbentuk senyawa kompleks dari rantai peptida  (+)
Terbentuk senyawa kompleks dari rantai dipeptida (-)

Gambar 5 Hasil Uji Biuret (a) albumin (b) gelatin (c) kasein (d) pepton (e) fenol
Pembahasan
Uji Millon. Prinsip dari uji millon ialah larutan protein setelah ditambahkan pereaksi millon yang tersusun dari larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asma nitrat akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah merah bila dipanaskan (Winarno 1980) Percobaan pada uji millon menggunakan preaksi millon yang berfungsi sebagai senyawa yang dapat menitrasi senyawa tirosin membentuk garam merkuri yang akan menghasilkan warna merah. Hasil dari percobaan didapatkan albumin dan fenol positif adanya tirosin. Fenol dihasilkan positif, dikarenakan fenol memiliki gugus fenol dan tirosin merupakan turunan dari hidroksibenzena, sehingga fenol memberikan hasil yang positif dengan fenol dijadikan sebagai kontrol.
Uji Ninhidrin. Prinsip dari uji ninhidrin ialah asam amino terdapat gugus karboksil yang dapat dilepaskan dalam proses dekarboksilasi dan menghasilkan suatu amina. Gugus amino pada asam amino dapat bereaksi dengan asam nitrit dan melepaskan gas nitrogen. Asam amino, amonia, dan gugus amino primer dalam protein apabila dididihkan dengan adanya ninhidrin dan hidrindatin menjadi warna ungu (Winarno 1980) Percobaan pada uji ninhidrin menggunakan larutan ninhidrin 0.1% yang berfungsi sebagai senyawa oksidator kuat yang dapat bereaksi dengan semua asam amino yang akan menghasilkan warna ungu pada lautan. Hasil dari percobaan didapatkan albumin, gelatin, dan pepton positif mengandung α-amino. Sementara kasein dan fenol negatif mengandung α-amino. Seharusnya pada hasil percobaan kasein positif mengandung α-amino, karena kasein tersusun dari α-lactalbumin, β-laktoglobulin, albumin serum sapi (BSA), dan immunoglobulin. Kasein salah satunya mengandung albumin yang merupakan senyawa yang memiliki α-amino. Fenol negatif mengandung α-amino sesuai dengan seharusnya, karena dilihat dari struktur senyawa fenol tidak memiliki gugus amino bebas (α-amino).
Uji Belerang. Prinsip uji belerang ialah mengetahui asam amino yang mengandung unsur S, reaksi positif dengan terjadinya warna hitam dari PbS setelah protein ditambah alkali garam dan dipanaskan (Winarno 1980) Penambahan NaOH dalam hal ini adalah untuk mendenaturasikan protein sehingga ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat membentuk PbS. Hasil dari percobaan didapatkan albumin positif mengandung gugus sistein. Hal ini karena komposisi albumin terdiri dari belerang.
Uji Xantoproteat. Prinsip dari uji xantoproteat ialah larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning bila dipanaskan (Winarno 1980) Percobaan pada uji xantoproteat menggunakan HNO3 pekat yang berfungsi sebagai penyebab terjadinya reaksi nitrasi karena inti benzena dari asam amino akan bereaksi dengan HNO3 menghasilkan warna kuning tua. Hasil dari percobaan didapatkan fenol positif mengandung inti benzena. Hal ini karena dilihat dari struktur fenol yang terdiri dari gugus benzena dan hidroksi. Berikut reaksi uji xantoproteat: 

Uji Biuret. Prinsip dari uji biuret ialah reaksi berdasarkan adanya dua atau lebih ikatan peptida dengan reagensia Biuret memberikan warna ungu yang artinya reaksi positif (Winarno 1980) Percobaan pada uji biuret menggunakan larutan NaOH 10% yang berfungsi agar suspensi protein menjadi bersuasana alkalis. Penambahan CuSO4 berfungsi menghasilkan biuret yang berwarna ungu. Hasil dari percobaan didapatkan albumin dan gelatin positif terbentuk senyawa kompleks dari rantai peptida. Hal ini mungkin dikarenakan albumin dan gelatin memiliki rumus bangun yang lebih kompleks dan mengikat dua atau lebih ikatan peptida. Semakin banyak ikatan peptida yang dimiliki, maka warna ungu akan tampak semakin nyata (Winarno 1980) Berikut reaksi pembentukan ikatan peptida:
Simpulan
Uji Millon spesifik untuk uiji keberadaan tirosin ditandai dengan terbentuknya warna merah pada larutan. Hasil reaksi uji Millon, albumin dan fenol positif adanya tirosin. Uji Ninhidrin digunakan untuk uji kandungan α-amilosa ditandai dengan terbentuknya warna ungu pada larutan. Hasil uji Ninhidrin dihasilkan albumin, gelatin, dan pepton positif mengandung α-amino. Uji Belerang digunakan untuk uji kandungan sistein ditandai dengan terbentuknya garam PbS berwarna hitam. Hasil uji Belerang dihasilkan albumin positif mengandung gugus sistein. Uji Xantoproteat digunakan untuk uji kandungan inti benzena dari asam amino ditandai dengan terbentuknya warna kuning tua. Hasil uji Xantoproteat dihasilkan fenol positif mengandung inti benzena. Uji Biuret digunakan untuk uji terbentuknya senyawa kompleks dari rantai peptida ditandai dengan terbentuknya warna ungu.  Hasil uji Biuret dihasilkan albumin dan gelatin positif terbentuk senyawa kompleks dari rantai peptida.

Daftar Pustaka
Katili A.S. 2009. Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu 2(5):19-29.
Poedjiadi A. dan Supriyanti FMT. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Winarno F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia.
Winarno F.G. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta: PT. Gramedia.

Comments

Popular posts from this blog

Laporan Biokimia

Laporan Biokimia

Laporan Biokimia